..:Hamzarblog:..

Hidup atau mengada secara sungguh-sungguh berarti berjuang, dengan keringat dan darah, dan bukan hanya sekedar hidup [KIERKEGAARD]”; Bahasa adalah “sangkar ada”. Kenyataan tidak tinggal di luar melainkan bersemayam dalam bahasa “[HEIDEGGER]”; Hidup adalah insting atas pertumbuhan, kekekalan dan pertambahan kuasa. Hidup adalah kehendak untuk penguasaan. Hidup bukan sebagai proses biologis, melainkan sebagai suatu yang mengalir, meretas, dan tidak tunduk pada apapun yang mematikan gerak hidup “[NIETZSCHE]”; Keberadaan diri pada kenyataannya tergantung atas tindakan, pengharapan dan hasrat. Manusia yang tidak mempunyai tiga hal tersebut, hidupnya hampa. Keberadaan kita bergantung pada adanya hasrat-hasrat dan tindakan-tindakan. Ketiadaan dari hal-hal tersebut membuat hidup kita lesu dan hampa “[MUH. IQBAL]

Monday, October 09, 2006

DARI SAHABAT

LAST WORDS FROM YOUR SISTER

Saudara, telah dua kali dedaunan di utara berguguran semenjak kita semua bernaung di bawah panji-panji yang sama. Kita adalah bintang-bintang yang menyusuin suatu konstelasi di bawah mantel biru sang langit. Sayang sekali kalau akhirnya pena takdir menggoreskan bahwa ikatan antara kita akan terurai dan kita pun akan terpencar ke delapan penjuru angin.

Namun itu tak akan terlalu menyesakkan dada. Walau bagaimana pun akhirnya sang waktu jugalah yang akan merajut kembali konstelasi yang telah terurai itu. Meskipun kita terpisah sejauh bintang utara dan bintang timur di senja hari.

Saudara, gunung yang akan kau daki sungguh tinggi, gurun yang akan kau lintasi sungguh menggetarkan hati, sungai yang akan kau seberangi sungguh deras dan perjalanan yang akan kau lalui penuh genangan air mata bahkan genangan darah. Semua itulah yang akan menempa dan membentukmu yang saat ini masih seperti berlian yang baru dipetik dari batu gunung dan belum bisa dibedakan dengan pecahan kaca. Tempaan itu lambat laun akan menjadikan perbedaan antara berlian dan pecahan kaca semakin terlihat jelas. Terlebih ketika saudara menjadi berlian bersisi 48 yang memantulkan sinar emas mentari, kemanapun mata dipalingkan, pada saat itu, kami akan berbangga karena pernah memilikimu.

Tetapi jangan sampai terurainya ikatan kita menyebabkan jiwa persaudaraan kita menjadi seperti pecahan batu karang yang di dera gelombang dan tidak akan pernah lagi disatukan sekalipun oleh tangan seorang pengukir ulung.

Andaikata hal itu benar-benar terjadi, artinya rasa kasih yang telah menjadi saripati persaudaraan kita tak lebih daripada ranting kering yang gugur dan menunggu untuk dilemparkan ke dalam perapian yang dipenuhi api kebencian.

Karena itu, sekali pun takdirmu lebih pedih daripada goresan belati, tetaplah beri tempat bagi kami untuk hadir di hatimu karena kami pun akan menyatukan jiwamu dalam nafas kami.

K'Cia

0 Komentar: