..:Hamzarblog:..

Hidup atau mengada secara sungguh-sungguh berarti berjuang, dengan keringat dan darah, dan bukan hanya sekedar hidup [KIERKEGAARD]”; Bahasa adalah “sangkar ada”. Kenyataan tidak tinggal di luar melainkan bersemayam dalam bahasa “[HEIDEGGER]”; Hidup adalah insting atas pertumbuhan, kekekalan dan pertambahan kuasa. Hidup adalah kehendak untuk penguasaan. Hidup bukan sebagai proses biologis, melainkan sebagai suatu yang mengalir, meretas, dan tidak tunduk pada apapun yang mematikan gerak hidup “[NIETZSCHE]”; Keberadaan diri pada kenyataannya tergantung atas tindakan, pengharapan dan hasrat. Manusia yang tidak mempunyai tiga hal tersebut, hidupnya hampa. Keberadaan kita bergantung pada adanya hasrat-hasrat dan tindakan-tindakan. Ketiadaan dari hal-hal tersebut membuat hidup kita lesu dan hampa “[MUH. IQBAL]

Saturday, April 21, 2007

Awali dan Akhiri dengan Cinta-Nya

Pagi ini aku medapat pesan singkat dari seorang adik di tanah Sinjai. Dia mengatakan, “Awalilah harimu dengan cinta-Nya…Jalanilah harimu dengan cinta-Nya…Isilah setiap waktumu dengan cinta-Nya…Akhirilah harimu dengan cinta-Nya pula”.

Entah kalimat itu murni dari dirinya sendiri ataukah kutipan dari seseorang, tapi yang pasti kalimat tersebut menyimpan makna yang dalam, dan setiap orang tentu memiliki interpretasi dan pemaknaan tersendiri atas kalimat tersebut.

“Awalilah harimu dengan cinta-Nya…Jalanilah harimu dengan cinta-Nya…Isilah setiap waktumu dengan cinta-Nya…Akhirilah harimu dengan cinta-Nya pula”

2 Komentar:

    • At 8:27 PM, Blogger pyuriko said…

      Yaaa... mau nyoba ikutan jg acchhh.

      Mengawali dan mengakhirinya... dengan CintaNya...

       
    • At 7:20 PM, Blogger cugama said…

      a'ow...!! numpang lewat juga n lam knal...!!! whah, hebat tu klu bisa dg tulus mngawali & mngakhiri apapun dg cntanya...

       
    • Post a Comment

Haruskah Ada Pilihan!

Kebersamaan kita selama ini terlalu indah untuk ditinggalkan. Entah kenapa, aku merasa berat untuk kehilangan itu semua.

Kalau memang hidup ini untuk bahagia, mestikah harus ada yang tersisihkan! Apakah harus ada yang tersisihkan! Haruskah ada yang dipilih dari sebuah pilihan! Entahlah…

1 Komentar:

    • At 11:47 PM, Anonymous Anonymous said…

      hidup adalah pilihan..maka manusiapun harus memilih...namun, setiap pilihan punya konsekwensi sendiri..so...be choosen guys :)

       
    • Post a Comment
Friday, April 20, 2007

Obat dari Sahabat

Sudah empat hari ini aku sakit. Pada hari pertama aku merasakan betapa sepinya hidup ini, tidak ada yang menemaniku apalagi merawatku. Aku pun kembali tersadar betapa berartinya kesehatan dan betapa berartinya kebersamaan. Rasa sakit yang aku alami bukan sekedar demam tinggi disekujur tubuhku, namun rasa sakit yang datang oleh rasa sepi. Rasa sakit yang diakibatkan oleh penyakit tidak ada apa-apanya bila dibandingkan rasa sakit yang diakibatkan oleh rasa sepi.

Pada hari kedua, rasa sepi itu pun mulai sirna. Bukan karena ada yang datang menjengukku, namun karena ada beberapa bungkus obat dan vitamin yang dikirim oleh tiga orang sahabatku. Tak hanya itu, pada hari ketiga seorang sahabat memberiku sekaleng susu. Terimakasihku pada mereka yang telah menyisihkan uangnya untuk membeli obat, vitamin, dan sekaleng susu untukku, betapa bahagianya diriku. Betapa nikmatnya persahabatan dan persaudaran yang tulus.

Aku merasa, bukan obat dan vitamin yang telah menyembuhkanku, bukan pula sekaleng susu yang telah memulihkan kesehatanku. Tapi doa, perhatian dan kasih sayang dari para sahabat lah yang telah membuatku kembali sehat. Bukan pahitnya obat dan bukan pula manisnya susu yang aku rasakan. Yang aku rasakan adalah, dengan hati bagaimana obat, vitamin dan sekaleng susu itu diserahkan padaku!!!

9 Komentar:

    • At 9:46 AM, Anonymous Anonymous said…

      memang sahabat itu sangat berarti buat kita...btw, sekarang aku gak punya sahabat tapi temen banyak...hiks..hiks..

       
    • At 10:31 AM, Blogger nggapriel said…

      Sahabat, teman, ... Semmoga cepat sembuh yaaaaaaa ^_^

       
    • At 7:25 PM, Blogger pyuriko said…

      Syafakallah... :)
      Semoga lekas sembuh....

       
    • At 12:12 AM, Anonymous Anonymous said…

      ass. gmana khabarnya ustat? dah sembuh pa blum, lama ndak jumpa, kapan kajian lagi? tiga minggu ndak katemu bikin spirit turun drastis. itulah fungsi sahabat pemberi motovasi, semoga tetap bersemangat.

       
    • At 12:13 AM, Anonymous Anonymous said…

      ass. gmana khabarnya ustat? dah sembuh pa blum, lama ndak jumpa, kapan kajian lagi? tiga minggu ndak katemu bikin spirit turun drastis. itulah fungsi sahabat pemberi motovasi, semoga tetap bersemangat.

       
    • At 12:13 AM, Anonymous Anonymous said…

      ass. gmana khabarnya ustat? dah sembuh pa blum, lama ndak jumpa, kapan kajian lagi? tiga minggu ndak katemu bikin spirit turun drastis. itulah fungsi sahabat pemberi motovasi, semoga tetap bersemangat.

       
    • At 10:03 PM, Anonymous Anonymous said…

      ass. gmana kbarnya? baik2 aja khan? saya ada saran gimana kalo di blog ta ada panduan untuk membuatnya biar temen2 yang gak punya bisa belajar tuk buat.

       
    • At 10:40 PM, Anonymous Anonymous said…

      ya, ia lari meninggalkan kita. tak menyisakan ruang-ruang bagi kebersamaan, entah itu sesaat. satu menit...aja! sungguh engkau kejam terhadapku!!!
      namun aku sendiri tak berhenti berpikir, kok kekejamanmu membuatku luluh, rindumu membuatku lemah, kasih sayangmu menjadikan aku.........? ah, aku telalu terobsesi dengan diri ku sendiri, ketaksadaranku menjadikan aku egois menghadapimu...! atau adakah kesadaran itu? jangan-jangan ia cuma sebuah mimpi, atau ia merupakan wangsit yang hadir kemudian esok jadi kenyataan!
      cuih..ternyata engkau tidak lebih dari penjerat, engkau laksana laba-laba afrika, menjerat, membunuh, dan menginjak-injak kedirianku.
      sungguh, engkau telah menjeratku.

       
    • At 10:52 PM, Anonymous Anonymous said…

      apabila kita bijaksana menghadapi hidup ini, membuat satu pilihan dan di kemudian hari pilihan kita menjadikan kita ragu, ragu akan benarnya sebuah pilihan. maka, engkau harus berteriak............................................................!!!! ALLAHU AKBAR!!! aku pengecut dengan diri ku sendiri, kemanakah idealisme itu berlari, masih adakah waktu untuk mengejarnya, atau mungkin semua sudah terlambat? walaupun kita sadar bahwa kita makhluk lemah, yang dipenuhi dinamika, naik-turunnya sspirit. tapi saya yakin usaha kita sampai, kalaupun tidak usahalah sampai engkau benar-benar yakin agar tak seorang pun mampu menggoyahkan!!

       
    • Post a Comment
Monday, April 16, 2007

Sahabat, Terimakasih...

Ketika hati di dera oleh kerinduan, maka ia membutuhkan sebuah 'kehadiran' yang mampu mengisi kerinduannya. Ketika hati di dera oleh kesedihan yang mendalam, maka ia membutuhkan energi ketegaran dan dukungan dari para 'hati' tulus yang peduli padanya.

Ditengah kesedihanku, kembali seorang sahabat mengatakan padaku, "HIDUP INI UNTUK BAHAGIA, Masalah seharusnya bisa membuat manusia semakin dewasa dan bijak menjalani hidup".

Kepada sahabatku Irma, makasih atas dukungan moril dan nasihatnya. Kepada sahabatku Cia, makasih atas nasihat dan semangatnya. Kepada para sahabat blog (Nta dan 'N), makasih atas nasihatnya. Dan tidak lupa kepada Nayla yang telah menyadarkanku bahwa ternyata ada orang yang lebih bersedih dan lebih kehilangan dari pada aku, bahwa ternyata apa yang aku alami tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan apa yang dialami orang lain. Seharusnya aku bisa menjadi orang yang tegar dan sabar menjalani hidup, tidak mudah menyerah dan skeptis.

1 Komentar:

Saturday, April 14, 2007

Surat terbuka untuk Sahabat

Surat ini sengaja aku buat sebagai bentuk kecintaanku pada teman-teman semua. Isi surat ini lahir dari kecemasan jiwa yang meronta. Isi surat ini mengalir dari tetesan air mata yang mengering. Surat ini hadir dari segenggam harapan yang menguap sirna. Sungguh…, surat ini aku buat sebagai bentuk kecintaanku pada teman-teman semua. Ini adalah ungkapan hati terdalam dari seorang pencinta penuh derita.

Entah Kenapa, apakah ini karakter/kepribadian dasariah ataukah ini sebentuk konstruk sistem tertentu yang membentuk karakter dan kepribadianku. Aku menjadi orang yang begitu melankolis, pemurung dan berjiwa sosial tinggi. Aku dikenal sebagai orang yang cerdas dan pintar mengatur orang lain, namun tidak bisa mengatur diri sendiri.

Ketika ayahku sakit keras, aku lebih memilih bertahan di Makassar dari pada harus pulang ke Balikpapan. Keputusan untuk pulang ke Balikpapan itu pun aku ambil setelah mendengar ayahku masuk rumah sakit. Ketika aku mencari uang pinjaman untuk membeli tiket pesawat, tidak ada yang bisa membantuku. Dengan keterbatasan uang, aku pun memilih untuk naik kapal laut. Hadiah apa yang aku dapatkan? Aku ‘tak sempat menemani detik-detik terakhir saat ayahku menghembuskan nafasnya yang terakhir. Yang aku temukan tingallah jasad yang telah terbaring tenang dan ditutup oleh sehelai kain. Tidak ada yang tau, betapa guncangnya jiwaku. Hingga saat ini pun darahku terasa panas ketika aku teringat peristiwa itu. Sejak peristiwa itu pun aku menjadi sangat peka dengan kabar-kabar kematian.

Entah Kenapa aku begitu mencintai kalian, hingga semua yang ada pada diriku telah aku berikan. Kebahagiaan dan masa depanku telah aku hadiahkan. Semua untuk kebahagiaan kalian. Berpisah dengan teman-teman adalah siksaan bagiku. Ketika ada sahabat yang marah, kesal dan mendiamiku, sungguh itu adalah derita yang sangat bagiku. Maafkan aku yang terkesan tertutup dan merahasiakan berbagai masalahku pada teman-teman. Hal ini aku lakukan semata-mata agar tidak mempengaruhi semangat dan komitmen teman-teman untuk mengawal ide yang kita bangun bersama.

Dari umur perkaderan, mungkin aku adalah yang tertua diantara kalian. Aku masih ingat ketika Sujarwadi ikut LK 1 dan saat itu aku yang menjadi ketua panitianya. Aku masih ingat ketika Rus’an aku ajak untuk ikut LK 1. Aku masih ingat ketika Irma, Miah, Ita, dan Willy ikut LK 1, dan pada saat itu aku, Yaya dan Rospiah masih menjadi pengurus di komisariat. Aku masih ingat ketika Wahid dan Ashari ikut LK 1 dan pada saat itu aku pun masih menjadi pengurus di komisariat. Itu adalah kenangan yang tak akan pernah aku lupakan.

Lucu juga rasanya, akhirnya kita dipertemukan juga dalam satu kepengurusan yang dianggap ilegal oleh orang yang memegang kekuasaan.

Mungkin teman-teman masih ingat saat kita melakukan konferensi pertama di SSC. Sungguh mengharukan ketika teman-teman memilihku sebagai ketua, walaupun aku menyadari dan merasakan ada satu orang diantara kalian yang setengah hati dengan keputusan itu. Teman-teman juga pasti sudah menyadari kalau ada satu orang diantara kalian yang tidak menggunakan hak pilihnya. Saat menyadari hal itu, aku pun merasa bahwa diriku tidak layak menjadi ketua kalian. Kenapa bukan orang yang tidak menggunakan hak pilihnya itu yang menjadi ketua, bukan aku.

Sungguh saat itu aku tertekan dan kembali mempertanyakan, seriuskan teman-teman mengawal ide yang kita bangun bersama. Ketika orang-orang yang membangun ide itu serius, maka seharusnya orang yang melahirkan ide itu harus lebih serius mengawal idenya. Dia harus lebih kuat mengawal idenya dan tidak blunder atas apa yang ia perjuangkan.

Saat ini pun aku kembali bertanya, apakah teman-teman serius memilihku sebagai ketua kalian? Apakah saat pemilihan ketua teman-teman tulus dan ikhlas untuk memilihku? Dan apakah saat ini teman-teman masih menganggapku sebagai ketua? Kalau memang iya, kenapa kita bisa terpecah? Apakah ada diantara teman-teman yang menganggapku tidak layak sebagai pemimpin? Ataukah memang aku bukanlah seorang ketua yang baik, ketua yang tidak bisa mengakomodasi semua kepentingan teman-teman?

Sejak awal telah aku tekankan pada teman-teman bahwa tantangan terberat yang harus kita hadapi bila mengawal ide ini adalah tekanan psikologis dari berbagai pihak. Tapi uangkapan yang sering kali aku lontarkan itu terkesan sia-sia saja. Pada akhirnya diantara kita pun sudah memilih jalan masing-masing. Aku pun tak punya kekuatan untuk menghalangi pilihan teman-teman. Kalau memang itu yang terbaik bagi teman-teman, jalanilah pilihan itu. Namun satu pesanku, jangan pernah bunuh ide yang pernah teman-teman lahirkan.

Aku pun punya pilihan hidup sendiri, aku masih dalam pilihanku yang pertama. Teman-teman belum pernah memecatku sebagai ketua dan selama itu pula (walaupun hanya sendiri), aku akan tetap memikul amanah yang pernah teman-teman bebankan kepadaku. Bagiku ini adalah persoalan prinsip hidup.

Terakhir, sebelum teman-teman ‘pergi’. Aku ingin meminta maaf atas kelemahan, kelalaian dan kesalahan yang pernah aku lakukan. Maafkan aku yang tidak bisa menjadi ketua yang baik.

Kepada para akhwat, maafkan aku, harapan tulusku diantara kalian tidak mampu aku wujudkan. Tidak ada yang bisa aku ‘persembahkan’ buat kalian, aku malu pada kalian. Aku merasa ‘tertolak’. Aku hancur.

Kepada adik-adikku dikomisariat, maafkan kakakmu ini. Aku tak bisa menemani kalian lebih lama lagi. Aku terpedaya.

Kepada kanda-kanda dan senior-senior di Unhas, “Ketika kanda-kanda menggiring ‘kami’ untuk islah, apakah sudah dipikirkan efek yang akan terjadi bagi eksistensi ‘kita’ di Unhas? Beberapa generasi akan hilang dan apakah ada jaminan perkaderan di Unhas akan kembali normal? Kalau sampai ‘kita’ di Unhas mati, siapa sebenarnya yang paling bertanggungjawab?”

1 Komentar:

Thursday, April 12, 2007

Menanti 'Rasa'

Mungkin kata maaf ‘tak ada artinya lagi

Aku sangat menyadari bila pilihan hidupku sudah membuat hatimu ‘sakit’

Saat ini aku hanya bisa menanti

Menanti ‘rasa’ itu kembali…

0 Komentar:

Tuesday, April 10, 2007

Air Mata

Ketika seseorang bersedih dan berduka oleh berbagai musibah dan masalah hidup yang pelik, maka air mata menjadi penenang jiwanya. Ketika seseorang berbahagia dan terharu oleh peristiwa-peristiwa yang membanggakan dan mengharukan, maka air mata terkadang ikut menghiasi keceriaannya.

Air mata kesedihan dan air mata kebahagiaan sama-sama masam dan sama-sama keluar dari celah kelopak mata. Namun apakah sama antara air mata kesedihan dengan air mata kebahagiaan?

Secara materil mungkin air mata kesedihan dan air mata kebahagiaan adalah dua hal yang sama, namun aku merasa bahwa keduanya adalah sesuatu yang berbeda. Entah bagaimana menjelaskannya, karena air mata kesedihan dan juga air mata kebahagiaan adalah persoalan suasana hati. Yah…ini adalah persoalan suasana hati.

0 Komentar:

Misteri Kematian

Kematian hingga saat ini masih menyembunyikan misterinya yang terdalam. Semakin kita mencoba merasionalisasikannya, maka semakin dalam pula misteri yang harus diselami. Siapa yang tidak mengakui keberadaan kematian? Mulai dari yang ber-Tuhan sampai yang paling atheis sekali pun mengakui keberadaan kematian. Tidak ada yang bisa menghindar darinya, apalagi lari dari kematian.

Dengan kecerdasannya, manusia telah mampu menjelajahi bumi dan luar angkasa, namun ternyata banyak hal yang ada pada diri manusia sendiri yang belum mampu terjawab oleh kecerdasan manusia. Kematian adalah salah satu hal yang sangat dekat dengan diri manusia, namun tidak ada satupun teknologi ciptaaan manusia yang dapat mengungkap misteri kematian.

Delapan bulan yang lalu aku kehilangan seorang ayah, dan kini (untuk kesekian kalinya) aku kehilangan seorang sahabat. Namanya Rafli Arsa (24 tahun), beliau mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Kami berdua menjadi sahabat sejak sama-sama aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dari segi ide dan pemikiran, mungkin kami sering berseberangan, namun pada dasarnya rasa persaudaraan kami berdua sangat erat. Beliau adalah orang yang cenderung lebih suka menggeluti wacana-wacana gerakan sedangkan aku sendiri lebih suka mengkaji wacana-wacana yang filosofis seperti Filsafat.

Kini sahabatku Rafli ‘tlah tiada. Tinggallah diriku yang mencoba merenungkan kapan ajalku akan tiba. Semakin aku memikirkan kapan ajalku akan tiba, maka semakin takut pula aku dibuatnya. Aku merasa belum siap untuk mati, aku merasa amalan burukku masih lebih berat daripada amalan baikku. Masih banyak hati yang tersakiti olehku. Masih banyak amanah yang belum aku panuhi. Masih banyak kewajiban yang belum aku lakukan. Ternyata…ternyata…dan ternyata…, aku belum…aku belum…aku belum…

Ya Allah…

Ampunilah hambamu yang daif ini

Ampunilah hambamu yang lalai ini

Ampunilah hambamu yang angkuh dan sombong ini

Ampunilah hambamu ini ya Allah…

1 Komentar: