JERITAN JIWA
Soren Kierkegard pernah berkata, kebebasan itu erat hubungannya dengan pilihan, setidaknya diantara dua pilihan, “Ya” atau “Tidak”. Manusia bersifat subjektif, yang berarti harus mengikuti kehendak sendiri, bukan mengikuti orang lain, kebiasaan, pola umum yang baku dan lazim atau aturan yang dianggap benar.
Nietzsche pernah berkata, kebebasan itu hadir bukan karena sekedar adanya kebebasan untuk memilih. Kebebasan itu hadir sebab manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang ingin berkuasa. Kehendak untuk berkuasa membuat kita menolak banyak hal, sekaligus menciptakan banyak hal pula. Kehendak itu ibarat hukum energi, tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
Jean Paul Sartre pernah berkata, kebebasan hadir sebab kesadaran manusia berbeda dari kesadaran makhluk dan benda-benda lain. Dan hanya kesadaran manusia yang dibarengi kebebasan. Kesadaran benda-benda disebut kesadaran yang padat, sebab benda-benda tidak punya kebebasan. Benda-benda tidak bisa mengubah kenyataan dirinya. Benda-benda hanya bisa menerima diri sendiri secara pasif. Dam bisa dipastikan benda-benda tidak punya kehendak. Kesadaran manusia yang kosong. Setiap orang punya kemungkinan, yakni kemungkinan untuk mengubah kenyataan menjadi berbeda. Kebebasan juga hadir karena manusia pada hakekatnya bersifat autentik, unik, beda atau otonom.
Albert Camus pernah berkata, hidup ini tidak harus mengikuti kebiasaan. Manusia harus menolak semua kebiasaan. Manusia melakukan sesuatu bukan karena kebiasaan, tetapi berdasarkan kebebasan. Kebebasan membuat kebiasaan menjadi tidakbermakna. Kebebasan sebuah jalan yang “keluar” dari kebiasaan, sebuah jalan yang diciptakan sendiri.
Muhammad Iqbal pernah berkata, kebebasan punya arah dan tujuan. Arah dan tujuannya adalah mebuat manusia menjadi Insan Kamil (manusia “sempurna”). Insan Kamil dalam istilah Nietzsche Uber Manch (Manusia Unggul). Kebebasan seharusnya menjadikan manusia sempurna. Sempurna bukan berarti lengkap, utuh, tidak kekurangan apapun atau serba bisa. Sempurna berarti sempurna sebagai manusia bebas. Sempurna sebagai manusia sempurna berarti manusia mampu menerima hidup, menerima apapun yang didapat, menerima semua kebaikan dan keburukan yang terjadi dengan manusia. bebas yaitu ikhlas. Ikhlas menerima kebaikan dan keburukan yang terjadi pada diri sendiri tanpa merasa menderita atau berduka.
Tamalanrea, 4 Februari 2006
posted by GreenMan
2:54 PM
|
Post a Comment