JERITAN JIWA
Suatu hari seorang teman pernah mengatakan padaku; “semua masalah yang aku hadapi akan membuatku menjadi semakin dewasa. Jangan pernah mengambil pilihan hidup yang bisa merugikan orang lain, karena semua pilihan pasti ada konsekuensinya”.
Aku pun menjawabnya dengan sederhana; “yang bisa aku lakukan adalah senantiasa berbuat, berkarya, mengukir hidup dengan darah, dengan air mata. Inilah “hidup”. Konsekuensi dengan tidak mengorbankan orang lain, adalah siap menjadi korban…jadi martir”.
Namun setelah itu aku pun kembali termenung; “apakah untuk membahagiakan orang lain, aku harus jadi korban dan jadi martir? Haruskah aku menafikkan orang lain agar aku bisa tenang dan bahagia?” Entahlah… aku bingung… aku pusing…, mungkin waktulah yang akan menjawab dan menyingkap semuanya.
Aku pun menjawabnya dengan sederhana; “yang bisa aku lakukan adalah senantiasa berbuat, berkarya, mengukir hidup dengan darah, dengan air mata. Inilah “hidup”. Konsekuensi dengan tidak mengorbankan orang lain, adalah siap menjadi korban…jadi martir”.
Namun setelah itu aku pun kembali termenung; “apakah untuk membahagiakan orang lain, aku harus jadi korban dan jadi martir? Haruskah aku menafikkan orang lain agar aku bisa tenang dan bahagia?” Entahlah… aku bingung… aku pusing…, mungkin waktulah yang akan menjawab dan menyingkap semuanya.
Gedung Lanto Dg. Pasewang, 31 Agustus 2006
Post a Comment