JERITAN JIWA
Ayah
Kemarin kita masih bersama
Membuka ladang baru
Menggarapnya
Dan kita tanami buah dan sayur
Ayah
Terik matahari menyengat
Keringat mengucur
Membasahi pori tua
Tapi kau tak peduli
Tadi malam kita masih bersama
Bercerita tentang keluhan
Dan kau titipkan padaku
Harap dan cita keluarga
Ayah
Kini aku ditanah rantau
Mencoba menjawab harap dan cita
Menembus segala asa
Dan kudapati diriku lelah
Tadi pagi aku masih melihatmu
Sendiri
Kulit wajahmu putih
Pucat
Ayah
Yakinlah ini hanya mimpi
Aku rindu padamu
Memelukmu
Dan ku ucapkan maaf
Ayah detik ini aku menangis
Meratapi kegagalan
Sangsi akan kepastian
Maafkan aku ayah
Tamalanrea, 21 Januari 2006
Post a Comment