..:Hamzarblog:..

Hidup atau mengada secara sungguh-sungguh berarti berjuang, dengan keringat dan darah, dan bukan hanya sekedar hidup [KIERKEGAARD]”; Bahasa adalah “sangkar ada”. Kenyataan tidak tinggal di luar melainkan bersemayam dalam bahasa “[HEIDEGGER]”; Hidup adalah insting atas pertumbuhan, kekekalan dan pertambahan kuasa. Hidup adalah kehendak untuk penguasaan. Hidup bukan sebagai proses biologis, melainkan sebagai suatu yang mengalir, meretas, dan tidak tunduk pada apapun yang mematikan gerak hidup “[NIETZSCHE]”; Keberadaan diri pada kenyataannya tergantung atas tindakan, pengharapan dan hasrat. Manusia yang tidak mempunyai tiga hal tersebut, hidupnya hampa. Keberadaan kita bergantung pada adanya hasrat-hasrat dan tindakan-tindakan. Ketiadaan dari hal-hal tersebut membuat hidup kita lesu dan hampa “[MUH. IQBAL]

Monday, November 06, 2006

JERITAN JIWA

KAWAN..., masih ingatkah saat kita duduk bersama disebuah sudut ruang perpustakaan. Saat itu kita bertiga sama-sama berkomitmen untuk membangun sebuah istana baru di Tamalanrea. Saat itu kita bertiga berikrar untuk tidak saling meninggalkan dan akan berjuang bersama-sama mengawal cita yang kita bangun bersama, sebuah cita untuk membangun sebuah istana baru di Tamalanrea. Hingga saat ini, ikrar itu masih aku genggam erat-erat didadaku, walaupun aku mendapati diriku saat ini tinggal sendiri tanpa kehadiran kalian. Saksikanlah...istana yang pernah kita citakan dulu, kini sudah memiliki pondasi dan tiang.

DULU..., saat kalian pergi, istana ini baru memiliki pondasi, itupun masih rapuh. kini istana ini sudah memiliki tiang dan telah siap dipasangi dinding dan atap. Semoga saja tidak ada badai satu-dua bulan ini, badai yang bisa merobohkan tiang istana yang telah aku dirikan dengan segenap jiwa dan raga. Kalau hal itu sampai terjadi, maka akupun bisa mati tertimpa oleh tiang istana yang aku bangun sendiri.

KAWAN..., kalau saja kalian masih setia dengan cita kita dulu. Kalau saja kalian tidak meninggalkanku sendiri, mungkin aku tidak perlu merasa takut untuk menjaga istana ini. KAWAN..., istana ini sangatlah besar. Aku mengawal pembangunan istana ini tanpa kehadiran kalian, dan mungkin nanti, apabila istana ini telah berdiri tegak, aku pun akan menjaganya tanpa kehadiran kalian. Ini tidak adil bagiku, seharusnya kita bertiga yang harus menjaga istana ini. Istana ini adalah hasil rekayasa kita bertiga, dan aku pun ingin kita bertiga juga yang harus menjaganya.

TAPI aku rasa itu tidak mungkin lagi, kerinduanku untuk menjaga istana ini bersama dengan kalian hanyalah sebatas impian yang tak bertepi. Kalian sudah membangun sebuah istana sendiri, sebuah istana pribadi yang aman dari teriknya matahari dan gemuruhnya badai. Aku tidak punya kuasa untuk menuntut kalian, itu pilihan hidupmu kawan...

Ingin sekali rasanya aku menyampaikan kata-kata ini pada kalian, tapi aku tak mampu. Aku hanya mampu menjerit dalam hati, mengatakan kalian KEJAM dalam hati.

NAMUN bukan berarti aku membenci kalian, kalian pernah menjadi sahabatku dan selama aku mampu mengenang kalian, maka selama itu pula kalian akan tetap menjadi sahabatku, sepahit apa pun kenangan itu kawan...

Untuk dua orang sahabatku yang jauh disana...
Al Hikmah Com., 6 November 2006

1 Komentar:

    • At 8:24 AM, Blogger muhammad kasman said…

      jangan pernah merasa sendiri...

      persahabatan letaknya jauh di lubuk hati...
      mencabutnya ibarata menikanm dada sendiri...

      cari sahabat baru yang bisa mendukungmu secara langsung...

      kasman

       
    • Post a Comment