..:Hamzarblog:..

Hidup atau mengada secara sungguh-sungguh berarti berjuang, dengan keringat dan darah, dan bukan hanya sekedar hidup [KIERKEGAARD]”; Bahasa adalah “sangkar ada”. Kenyataan tidak tinggal di luar melainkan bersemayam dalam bahasa “[HEIDEGGER]”; Hidup adalah insting atas pertumbuhan, kekekalan dan pertambahan kuasa. Hidup adalah kehendak untuk penguasaan. Hidup bukan sebagai proses biologis, melainkan sebagai suatu yang mengalir, meretas, dan tidak tunduk pada apapun yang mematikan gerak hidup “[NIETZSCHE]”; Keberadaan diri pada kenyataannya tergantung atas tindakan, pengharapan dan hasrat. Manusia yang tidak mempunyai tiga hal tersebut, hidupnya hampa. Keberadaan kita bergantung pada adanya hasrat-hasrat dan tindakan-tindakan. Ketiadaan dari hal-hal tersebut membuat hidup kita lesu dan hampa “[MUH. IQBAL]

Saturday, March 03, 2007

Perang Atas Nama Kebenaran

Ketika kebenaran bertemu dengan kesalahan, maka yang akan menjadi pemenang adalah kebenaran. Walaupun pada awalnya kesalahan yang menjadi pemenang, namun pada akhirnya kebenaran akan tetap menjadi pemenang.

Namun bagaimana ceritanya jika kebenaran bertemu dengan kebenaran. Sekilas kita akan mengatakan bahwa inilah kemenangan besar, karena bertemunya kebenaran dengan kebenaran menjadikan kebenaran menjadi lebih kuat. Asumsi seperti ini memang benar, namun pada konteks tertentu, justru ketika kebenaran bertemu kebenaran maka yang akan terjadi adalah keretakan, penolakan, dan klaim-klaim kebenaran.. Bahkan, getaran yang terjadi akibat perseteruan antara pertemuan kebenaran dengan kebenaran lebih besar bila dibandingkan dengan perseteruan antara pertemuan kebenaran dengan kesalahan.

Timbul sebuah pertanyaan mendasar, sebenarnya kebenaran itu satu atau banyak? Dengan menjawab pertanyaan ini sebenarnya kita dapat mendamaikan perseteruan antara pertemuan kebenaran dengan kebenaran. Pada dasarnya kebenaran itu hanya satu, namun cara pandang kita melihat kebenaran yang berbeda. Ibarat kebenaran adalah sebuah kotak bersisi enam, maka kita bisa melihat kotak tersebut dari enam sisi. Begitu pula dengan kebenaran, kita bisa melihatnya dari berbagai sudut pandang.

Yang menjadi penyebab perseteruan antara kebenaran dengan kebenaran sebenarnya adalah sebuah peng-klaim-an kebenaran atas sebuah cara pandang tertentu sebagai satu-satunya kebenaran. Jika semua orang atau kelompok meng-klaim dirinya sebagai pemegang kebenaran, maka yang akan terjadi adalah perang atas nama kebenaran. Hasilnya adalah mengaburnya dan tertutupnya kebenaran.

Hal yang dapat ditempuh untuk mendamaikan perseteruan antara kebenaran dengan kebenaran adalah dengan jalan dialog. Dengan dialoglah kita akan menemukan keterhubungan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang lain. Dengan dialoglah kita bisa menyadari bahwa kita semua adalah benar dan tidak ada yang salah. Dengan dialoglah kita menyadari bahwa kita semua adalah saudara dalam keberagaman.

Dengan demikian damailah dunia ini.

0 Komentar: