TERINGAT TENTANG AYAHKU
Ceramah ta’ziah dirumah seorang teman, membuatku menangis malam ini. Ceramah itu menyejukkan jiwaku yang kering, serta menghentak ingatanku pada ayahku yang telah meninggal dunia 18 September 2006 yang lalu. Aku kembali terbayang oleh tubuh yang kecil, namun kuat mencari nafkah buat keluarganya. Aku teringat bagaimana kami berkeringat dan keletihan saat membuka lahan baru untuk ditanami sayur-sayuran. Aku teringat bagaimana dia memijatku saat aku sakit, aku teringat bagaimana aku menuntunya kekamar mandi karena kaki kanannya lumpuh akibat struk, aku teringat bagaimana aku menyuapinya saat makan karena tangan kanannya tak mampu digerakkan lagi, aku teringat senyum yang terpancarkan dari wajah tuanya yang tak bernyawa lagi, aku teringat bagaimana aku memandikan jenazahnya, aku teringat bagaimana aku mengkafani jenzahnya, aku teringat bagaimana aku terduduk lemas saat aku melihat jenazahnya dimasukkan kedalam kubur.
Aku teringat semuanya, setelah beberapa bulan ini aku melupakannya, aku larut dalam keseharianku sendiri. Malam ini untukmu, malam ini aku mengenangmu. Malam ini aku ingin menangis sepuasnya.
Pondok Restu, 22 Januari 2007
Post a Comment