..:Hamzarblog:..

Hidup atau mengada secara sungguh-sungguh berarti berjuang, dengan keringat dan darah, dan bukan hanya sekedar hidup [KIERKEGAARD]”; Bahasa adalah “sangkar ada”. Kenyataan tidak tinggal di luar melainkan bersemayam dalam bahasa “[HEIDEGGER]”; Hidup adalah insting atas pertumbuhan, kekekalan dan pertambahan kuasa. Hidup adalah kehendak untuk penguasaan. Hidup bukan sebagai proses biologis, melainkan sebagai suatu yang mengalir, meretas, dan tidak tunduk pada apapun yang mematikan gerak hidup “[NIETZSCHE]”; Keberadaan diri pada kenyataannya tergantung atas tindakan, pengharapan dan hasrat. Manusia yang tidak mempunyai tiga hal tersebut, hidupnya hampa. Keberadaan kita bergantung pada adanya hasrat-hasrat dan tindakan-tindakan. Ketiadaan dari hal-hal tersebut membuat hidup kita lesu dan hampa “[MUH. IQBAL]

Wednesday, January 31, 2007

TOKOH SPIDERMAN DAN TOKOH ORGANISASI

Dalam sebuah organisasi biasanya ada seseorang yang dijadikan tokoh dan dijadikan teladan bagi para pengikutnya. Dan biasanya pula, orang yang dijadikan tokoh dan teladan adalah orang-orang yang memiliki kapasitas tertentu dalam organisasi tersebut, katakanlah dia sebagai seorang ketua.

Sebagai orang yang dijadikan tokoh atau teladan, biasanya dia cenderung menjadi sasaran dari setiap keluhan dan segala bentuk permasalahan yang dialami oleh organisasi tersebut. Hal ini mengkondisikan sang tokoh harus menjadi manusia yang tegar, kuat, sabar, dan tidak punya masalah pribadi sedikit pun, walaupun pada kenyataannya sang tokoh tersebut sebenarnya juga manusia biasa yang lemah yang juga bisa merasakan keletihan, dan ia juga tidak lepas dari masalah pribadi. Seorang tokoh hanya manusia biasa yang juga bisa meneteskan air mata karena derita yang menderanya.

Hanya sedikit orang yang merasakan derita seorang tokoh. Hanya orang-orang yang pernah menjadi tokohlah yang mampu merasakannya.

Disatu sisi, menjadi tokoh adalah anugerah, namun disisi lain menjadi tokoh adalah sebuah kutukan. Dengan menjadi tokoh, banyak hal yang bisa dilakukan untuk kepentingan banyak orang, namun banyak juga yang dirugikan. Dan yang dirugikan adalah kepentingan bahkan kebutuhan sang tokoh itu sendiri.

Untuk lebih jelasnya, mungkin bisa disaksikan dalam Film Spiderman. Spiderman adalah tokoh yang senantiasa melakukan kebajikan untuk kepentingan umum. Spiderman juga seorang manusia yang memiliki keluarga, memiliki impian untuk bersama dengan seorang perempuan yang dia cintai, dan dia juga seorang mahasiswa yang dituntut untuk rajin kuliah dan mengumpulkan tugas kuliah.

Dengan menjadi Spiderman, banyak orang yang tertolong karenanya. Namun dengan menjadi Spiderman, dia harus mengorbankan waktunya untuk keluarganya, dia mengubur impian untuk bisa bersama dengan perempuan yang dikasihinya, dan dia mengorbankan juga kuliahnya.

Dalam Film Spiderman tersebut, sang tokoh pernah mengalami pergulatan jiwa, dimana dia harus mengambil sebuah pilihan yang berat, apakah tetap menjadi Spiderman ataukah kembali menjadi manusia biasa. Karena dengan kembali menjadi manusia biasa, dia akan punya banyak waktu untuk memperhatikan keluarganya, dia bisa mewujudkan impiannya dengan perempuan yang dicintainya, dan dia juga bisa kembali kuliah yang rajin dan mengerjakan tugas-tugas kuliahnya dengan baik.

Tapi ini persoalan jiwa, sang tokoh Spiderman pada akhirnya tetap memilih menjadi Spiderman, dan dengan penuh kepedihan dia pun harus mengubur impiannya.

Cerita dalam Film Spiderman pada dasarnya juga dialami oleh seorang tokoh dalam sebuah organisasi, hanya konteksnya yang berbeda, namun pergolahan jiwa yang dialami oleh spiderman dan tokoh organisasi hampir semuanya sama.

Sekarang, siapa yang bisa memahami pergolakan jiwa seorang tokoh dalam sebuah organisasi? Siapa yang bersedia ber-jihad dengan sang tokoh? Adakah yang mampu merajut impian yang dipendam oleh seorang tokoh?

Al-Hikmah Com., 01 Februari 2007

1 Komentar:

    • At 5:04 AM, Blogger Unknown said…

      Seorang tokoh, memang dituntut lebih karena perannya. Akan tetapi, jangan juga tokoh tadi mengidentikkan dirinya dengan suatu jabatan tertentu. Karena, seketika jabatan itu lepas dari dirinya, maka karakternya pun juga akan terbuang bersama jabatan tersebut.

      Kepemimpinan harus berdiri diatas landasan yang mantap.

       
    • Post a Comment