Menjadi Petani
Satu hari satu malam aku berada didataran tinggi Bulu Ballea Malino (03 Juni 2007). Ditempat ini aku merasa menemukan kembali dunia yang telah lama hilang. Sebuah dunia yang dipenuhi pepohonan dan sayuran hijau. Jauh dari udara pengap dan suara
Suara jangkrik dikala hujan dan nyanyian kicauan kutilang dikala cerah membuat jiwa ini terasa damai. Gemericik air mengalir disela-sela bebatuan menambah tentram jiwa yang hampa.
Lambaian daun hutan pinus nan tinggi, mengantar mataku menatap lepas cakrawala yang dihiasi awan tipis, menemani ingatanku terbang kemasa silam, saat aku masih menjadi anak petani.
Menjadi petani itu menyenangkan dan sarat makna. Dalam kesehariannya, petani dapat menyatu dengan tanah, dengan air, dengan udara, dengan cahaya, bahkan dengan api sekalipun. Unsur tanah, air, udara, cahaya, dan api dapat harmonis pada jiwa seorang petani.
Sayang hanya sehari aku menikmati daerah ini. Daerah yang suasananya telah lama kurindu. Suasana yang mengajarkan kearifan, kedamaian, kesejukan, ketenangan.
Post a Comment